Laporan Prantikum Jangka Sorong Digital

JANGKA SORONG DIGITAL

I. HARI/TANGGAL : 
II. TOPIK : Jangka Sorong Digital
III. TUJUAN : Untuk mengetahui berbagai jenis dan spesifikasi alat-alat ukur fisika


IV. KAJIAN PUSTAKA

Jangka sorong digital sebenarnya sama kegunaannya seperti jangka sorong manual yang sudah kita kenal, yaitu mengukur panjang suatu benda dan mempunyai kelebihan dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang pipa atau benda serta dapat pula untuk mengukur diameter benda, baik diameter dalam maupun diameter luar.

Bagian-bagian jangka sorong digital tidak jauh beda dengan jangka sorong manual, yang membedakannya adalah pada jangka sorong digital tidak adanya skala nonius dan adanya layar pembacaan hasil pengukuran. Pada jangka sorong ini terdapat pula tombol on/off, tombol kalibrasi, dan tombol untuk mengubah satuan mm menjadi inch atau sebaliknya.

Penggunaan jangka sorong digital ini lebih mudah dibandingkan dengan jangka sorong manual yang memerlukan ketelitian dalam pembacaan perhitungannya. Untuk jangka sorong digital pembacaanya lebih mudah, karena hasil penghitungannya sudah tertera pada layar.

Jangka sorong digital merupakan alat yang diciptakan untuk mempermudah pratikan dalam penghitungan pengukuran. Karena hasil pengukuran yang diperoleh dengan alat ini tidak akan mengalami kesalahan sebab hasil pengukurannya langsung tertera pada layar monitor tanpa harus menghitung skala utamanya maupun skala noniusnya. Di samping itu, ketelitian jangka sorong digital ini berbeda dengan jangka sorong manual yaitu sebesar 0,01 mm. Itu sebabnya jangka sorong digital lebih teliti dari pada jangka sorong manual sehingga kemungkinan kecil terjadi kesalahan pengukuran.

V. DATA HASIL PENGAMATAN

a. Nama alat

Jangka sorong digital

b. Kegunaan atau fungsi
  1. Untuk mengukur diameter dalam maupun diameter luar suatu benda. 
  2. Untuk mengukur panjang suatu benda. 
  3. Untuk mengukur kedalaman suatu lubang pipa ataupun bend 
c. Spesifikasi

Jangka sorong digital memiliki ketelitian 0,01 mm

d. Gambar alat dan komponennya

e. Prinsip kerja

1. Mengukur diameter luar 

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda,dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a) Menghidupkan layar pengukuran dengan cara menekan tombol on/off pada alat, kemudian menekan tombol kalibrasi atau tombol zero.
b) Menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang(antara rahang geser dan rahang tetap)
c) Meletakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
d) Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang dan menguncinya.
e) Mencatat hasil pengukuran yang tertera pada layar.

2. Mengukur diameter dalam

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cicin) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menghidupkan layar dengan menekan tombol on/off, kemudian mengkalibrasikan alat dengan menekan tombol kalibrasi atau tombol zero.
b) Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c) Meletakkan benda atau cicin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk kedalam benda/cincin tersebut.
d) Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur dan kemudian menguncinya.
e) Mencatatlah hasil pengukuran yang tertera pada layar.

3. Mengukur kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan denganlangkah sebagai berikut :

a) Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
b) Menyiapkan jangka sorong untuk pengukuran.
c) Memutar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
d) Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung, kemudian menguncinya.
e) Mencatat hasil pengukuran yang tertera pada layar. 

f. Contoh penggunaan




Dari gambar diatas terlihat bahwa ketika kita mengukur diameter sebuah uang logam, maka hasil pengukuran langsung tertera pada layar, yaitu 25,75 mm.

VI. PEMBAHASAN

Pada penggunaan jangka sorong digital ini tidak serumit pada penggunaan jangka sorong manual, jika pada jangka sorong manual kita harus menentukan skala utama terlebih dahulu kemudian menentukan skala nonius setelah itu baru dijumlahkan antara skala utama dengan skala nonius, selain itu dalam pembacaan pengukuran mata kita dituntut untuk sangat teliti. Akan tetapi, pada jangka sorong digital tidak diperlukan hal-hal seperti itu. Mengapa?

Karena pada jangka sorong digital, kita tidak perlu menentukan besarnya skala utama, besarnya skala nonius, mana garis yang berhimpit dan mana yang tidakm, sebab hasil pengukuran langsung tertera pada layar. Oleh karena itu tingkat kesalahan pengukuran sangatlah kecil, jika ada kesalahan besar kemungkinan disebabkan oleh pengguna alat atau praktikan seperti lupa menekan tombol kalibrasi dan kesalahan meletakkan benda yang diukur.

Ketika melakukan pengukuran dengan jangka sorong digital, maka pada layar akan tampak hasil pengukurannya. Bisanya angka yang paling belakang dari hasil pengukuran yang tertera pada layar akan berkedip-kedip atau bergonta-ganti, misalnya dari 2 ke 3 dan sebaliknya. Angka-angka yang berkedip itu menunjukkan ketidak pastian hasil pengukuran itu.

VII. KESIMPULAN


Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan tentang jangka sorong digital dapat kami simpulkan bahwa pengukuran dengan menggunakan jangka sorong digital jauh lebih mudah dari pada menggunakan jangka sorong manual. Hal ini karena pada jangka sorong digital hasil pengukuran sudah langsung tertera pada layar sehingga kita sebagai pratikan bisa langsung membacanya, tidak perlu menentukan terlebih dahulu skala utama maupun skala noniusnya.

0 Response to "Laporan Prantikum Jangka Sorong Digital"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel